Kamis, 28 April 2016

Komunikasi Dalam Jam'iyyah

v  Hakikat berkomunikasi adalah membiarkan orang lain mengenal diri kita dan menjalin pengertian dengan kita
v  Organisasi/jam’iyyah adalah sebuah wadah tempat orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
v  Ciri jam’iyyah Persis :
  1. Berbentuk bunyanun marshush dalam hidup berjama’ah, berimamah, dan berimarah
  2. Bersifat harakah tajdid dalam pemikiran Islam dan penerapannya
  3. Bergerak dalam bidang da’wah, pendidikan, serta sosial kemasyarakatan lainnya.
v  Kendala dalam berkomunikasi adalah prasangka (stereotype/dzon) serta interpretasi (penafsiran).
v  Prasangka adalah anggapan yang telah melekat dalam diri kita tentang suatu hal
v  Interpretasi adalah pemahaman subjektif kita tentang suatu hal
v  Agar sukses menjalani komunikasi dalam organisasi ikutilah cara nabi :

  1. Terimalah orang lain dengan penuh perhatian, kelembutan, dan dorongan (QS 9:128 dan QS 3:159).
  2. Jadikan setiap orang merasa penting
  3. Jangan mencoba menguasai orang lain dengan paksa
  4. Kenali setiap orang dalam organisasi. Kurangnya waktu bukanlah alasan
  5. Gunakan setiap waktu yang ada untuk bertemu dengan orang yang berbeda.
  6. Jangan menunggu orang yang datang terlambat. Jika dilakukan sama dengan mengajarkan bahwa terlambat itu boleh, dan berarti pula menghukum terhadap orang yang dating tepat waktu.
  7. Tafsirkan setiap perlakukan orang lain dengan mencari 70 alasan.
  8. Gunakan bahasa non verbal secara efektif
  9. Hindarkan kesalahpahaman dalam komunikasi dengan selalu melakukan tabayyun

#ODOPfor99days
#day79

Ramadhan Ceriaa

Ramadhan merupakan salah satu bulan dalam Tahun Hijriah. Bulan ini memiliki banyak keisitimewaan, salah satunya adalah kewajiban shaum untuk Umat Islam. Ramadhan bagaikan seorang tamu agung, dia datang hanya setahun sekali dengan membawa berbagai keistimewaan dan hadiah indah bagi kita sebagai seorang Muslim. Maka selayaknyalah kita menyambutnya dengan kegembiraan.
Suka cita serta sambutan yang meriah selama ini kita lakukan justru saat Ramadhan akan berakhir, karena ada perayaan Lebaran. Padahal seharusnya sebagaimana para Rasulullah dan para sahabat, keceriaan serta sambutan yang meriah itu kita lakukan saat Ramadhan datang.
Ibadah utama yang ada di Bulan Ramadhan adalah ibadah shaum. Namun selain itu ada banyak kesempatan ibadah yang bias kita laukan di Bulan Ramadhan. Agar kita lebih mencintai Ramadhan, yuk kita belajar mengenal istilah-istilah ibadah yang ada di Bulan Ramadhan.

Sahur
Sahur adalah makan pada waktu dini hari sebelum tiba waktu shubuh. Sahur dimaksudkan sebagai bekal kita shaum selama seharian. Meskipun begitu tidak dibenarkan kita terlalu berlebihan dalam makan sahur atau juga meninggalkan sahur. Sunnah dalam sahur adalah mengakhirkannya hingga mendekati waktu shubuh. Sahur merupakan salah satu ibadah di bulan Ramadhan, bahkan Rasulullah saw bersabda bahwa ada banyak barokah dalam sahur.

Ifthar
Ifthar adalah saat berbuka shaum. Ifthar juga merupakan bagian dari ibadah di Bulan Ramadhan. Sunnah dalam ifthar adalah menyegarakannya begitu adzan maghrieb berkumandang dan mendahulukan makan yang manis-manis.

Tarawih
Tarawih adalah shalat malam yang jumlahnya 11 raka’at. Jika di bulan lain shalat ini biasa disebut shalat Lail atau shalat Tahajjud. Maka pada bulan ramadhan shalat ini dinamakan shalat Tarawih karena dilakukan dengan tarawih (santai) bisa dimulai dari bada isya sampai sebelum datangnya waktu shubuh. Tidak ada ketentuan shalat ini dilakukan secara berjama’ah, justru Nabi Muhammad saw lebih senang melakukan shalat ini sendirian saja.

 Tadarus
Tadarus biasa dilakukan oleh Rasulullah saw setiap malam selama bulan Ramadhan bersama Malaikat Jibril. Tadarus yang disunnahkan oleh rasulullah saw adalah dengan ada guru atau pendamping yang akan mengoreksi bacaan al-Qur’an kita. Jadi tidak dilakukan sendirian saja di rumah.

 Shadaqah
Nilai ibadah di Bulan Ramadhan lebih besar 70 kali lipat dibandingkan pada Bulan-bulan lainnya. Untuk itu bulan Ramadhan menjadi kesempatan yang sangat indah untuk kita menimbun amal. Salah satunya melalui amalan termudah yaitu shadaqah. Karena bentuk dan banyaknya shadaqah tidak dibatasi, kriterianya hanya keikhlasan kita membahagiakan orang lain.

Itikaf
Itikaf adalah ibadah special yang hanya ada di Bulan Ramadhan. Itikaf adalah berdiam diri dan menyibukkan diri untuk hanya beribadah kepada Allah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Itikaf dilakukan di dalam mesjid dan menjadi batal saat kita keluar mesjid sebelum sempurna itikaf kita. Itikaf adalah salah satu cara untuk meraih Lailatul Qadar, sebuah kemuliaan yang hanya ada di Bulan Ramadhan. Itikaf juga merupakan bukti kecintaan kita pada Bulan yang mulia ini. Bukti bahwa kita sebagaimana para sahabat yang bergembira dengan datangnya Ramadhan dan sangat bersedih dengan berakhirnya Ramadhan.

Zakat
Sebagai penyempurna seluruh rangkaian ibadah kita di Bulan Ramadhan. Allah mewajibkan semua umatnya untuk mengeluarkan Zakat Fitrah di akhir Bulan Ramadhan. Zakat fitrah wajib dikeluarkan bukan hanya oleh orang dewasa, namun juga anak-anak, balita bahkan bayi yang masih ada di dalam kandungan.


Itulah beberapa sekelumit ibadah-ibadah special di Bulan Ramadhan. Mari kita smbut Ramadhan dengan hati yang gembira agar Ramadhan kita ceriaaa.

#ODOPfor99days
#day78

LANGKAH PRAKTIS MENUJU TABLIGH EFEKTIF (Part 3)

3.Langkah Akhir
Langkah yang terakhir adalah evaluasi. Langkah ini yang seringkali terlupakan oleh para muballigh. Tabligh memang tidak seperti mengajar, yang diakhirnya biasa ditutup dengan ulangan untuk menguji tingkat pencapaian materi yang diajarkan oleh siswa. Namun, evaluasi tetap diperlukan minimal untuk mengukur tingkat efektifitas penyampaian materi. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh muballigh itu sendiri (self-evaluation) atau oleh orang lain (other-evaluation)..

4. Menggunakan Catatan
Sematang apa pun kita mempersiapkan materi, lupa atau gugup bisa saja terjadi dalam penyampaian. Untuk itu, penting bagi seorang muballigh untuk mempersiapkan catatan (taswir) sebagai pengingat di kala lupa. Catatan yang digunakan oleh muballigh harus bersifat ringkas. Dengan adanya catatan, muballigh tidak boleh terpaku dan hanya memandangi catatan saja saat penyampaian.

#ODOPfor99days
#day76

LANGKAH PRAKTIS MENUJU TABLIGH EFEKTIF (Part 2)

1.      Langkah Pelaksanaan
Setelah kita melalui langkah persiapan dengan baik, kini kita telah siap untuk menyampaikan materi tabligh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada dasarnya ada tiga tahap penting dalam menyampaikan materi tabligh, yaitu :

a.      Pembukaan
Rasullulah mengajarkan umatnya untuk membuka setiap perkataan dengan tahmid yang diiringi dengan syahadat. Ada macam-macam tahmid yang biasa digunakan, kita bisa memilih yang mana saja sesuai dengan kapasitas serta materi yang ingin kita sampaikan. Setelah tahmid, yang harus dilakukan adalah memotivasi mustami’ untuk memfokuskan perhatian. Salah satu teknik untuk memfokuskan perhatian mustami’ yaitu melalui pertanyaan dan kisah. Kedua cara ini sering dilakukan Rasulullah, jika beliau hendak menyampaikan sesuatu kepada para shabahatnya. Selain itu kita harus menjelaskan tema masalah yang kita angkat serta urgensinya. Hal ini juga dapat menumbuhkan motivasi dan perhatian mustami’.

b.      Isi
Tahap kedua adalah tahap terpenting dalam rangkaian pelaksanaan tabligh. Pada tahap ini kita menguraikan seluruh inti permasalahan yang kita bahas. Pembahasan kita hendaknya didukung dengan dalil shahih dan data yang akurat. Sertakan pula ilustrasi dan analogi untuk memperjelas permasalahan. Yang harus diperhatikan dalam memberikan ilustrasi dan analogi adalah kesesuaian dan keterkaitannya dengan materi yang disampaikan.

c.       Penutup
Pada tahap ini kita menegaskan kembali inti permasalahan yang kita sampaikan dan menyimpulkan seluruh penyampaian kita. Setelah itu kita menutup tabligh dengan istighfar dan do’a yang bisa kita tentukan sesuai dengan materi dan kapasitas kita. Ada baiknya jika kita memberi kesempatan kepada mustami untuk bertanyajawab dengan kita seputar permasalahan yang telah kita bahas. Hal ini dapat membantu kita untuk melengkapi kekurangan dalam penyampaian kita serta membantu kita mengevaluasi materi. Namun, tidak setiap pertanyaan bersifat menggali, ada pertanyaan mustami’ yang bersifat menentang atau sekedar menguji kemampuan kita. Untuk itu diperlukan kejelian muballigh dalam menanggapi setiap pertanyaan.

Saat tampil di depan mustami’ ada beberapa hal yang penting diperhatikan,
·         Penggunaan bahasa; bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang dipahami oleh mustami’. Jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami. Lebih baik lagi jika kita menggunakan bahasa yang santai dan komunikatif.
·         Perhatikan waktu; usahakan menyusun materi sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Selalu perhatikan waktu, jangan sampai penyampaian kita melebihi waktu yang telah disediakan dan membuat mustami’ jenuh.
·         Posisi badan; usahakan agar sikap badan tidak terlihat kaku atau lunglai. Bersikaplah santai namun tetap tegap. Kita harus terlihat yakin, terutama saat menuju ke mimbar. Gunakan isyarat tangan atau tubuh dalam menjelaskan, namun jangan dibuat-buat.
·         Kontak mata; arahkan pandangan ke seluruh ruangan. Jangan mengarahkan pandangan hanya ke satu titik atau berpindah-pindah arah pandangan. Biarkan pandangan kita menyeluruh kepada seluruh mustami’.
·         Suara; suara tidak terdengar mendatar, tapi juga tidak berirama seperti lagu. Usahakan agar suara kita keras dan jelas -tapi bukan berteriak- sehingga bisa didengar oleh seluruh mustami’. Suara juga tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Gunakanlah ritme yang sesuai yang dapat ditangkap oleh mustami’. Jangan terlalu banyak ungkapan-ungkapan “mmhmm” dan sejenisnya, karena hal ini menandakan keragu-raguan dalam menyampaikan.

·         Jeda; berhentilah berbicara sejenak, terutama setelah kita mengungkapkan satu pesan penting untuk memberikan kesempatan kepada mustami’ mencerna apa yang kita sampaikan. Kita juga bisa menggunakan tekanan dan irama yang lebih kuat untuk menegaskan pesan penting yang ingin kita sampaikan.

#ODOPfor99days
#day75

LANGKAH PRAKTIS MENUJU TABLIGH EFEKTIF (Part 1)

A. Muqaddimah
Berda’wah merupakan kewajiban setiap individu muslim. Melalui da’wah kita mengajak orang lain untuk bersama-sama menjalankan syari’at Islam, menegakkan kebenaran dan meruntuhkan kemunkaran (QS An-Nisa ayat    ). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjalankan kewajiban da’wah. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menjadikan diri kita sebagai seorang muslim sejati, memberikan contoh teladan dan menunjukkan cara hidup yang islami.
Salah satu bentuk da’wah yang sering kita lihat dan perhatikan adalah da’wah billisan. Istilah yang tepat untuk da’wah jenis ini adalah tabligh. Cara ini banyak diminati orang, karena bisa membawa da’I pada kepopuleran, hingga dijadikan sebuah kontes. Oleh karena itu, jika kita ingin memilih berda’wah melalui cara ini perlu penegasan kembali niat dalam hati kita agar muncul beningnya keikhlasan. Untuk itu diperlukan pengetahuan serta keterampilan (knowledge and skill) agar tabligh kita lebih efektif.

B. Langkah-langkah Menuju Tabligh Efektif
Ada tiga langkah utama dalam rangka mencapai tabligh yang efektif, yaitu :

1.      Langkah Persiapan
Allah berfirman,
ولتنظر نفس ما قدمت لغد
“Dan hendaklah setiap jiwa mmepersiapkan apa yang akan dihadapinya di hari esok”.

Persiapan merupakan langkah awal yang penting, yang akan menentukan tingkat efektifitas pelaksanaan tabligh. Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai persiapan, yaitu :

a.       Kenali sasaran
Sebelum kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kita harus mengetahui dan mengenali terlebih dahulu siapa mustami’ kita. Hal ini akan menentukan isi materi serta cara penyampaian kita. Yang harus kita ketahui mengenai pendengar kita selain tingkat usia serta pengetahuan, juga problematika yang sedang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar materi yang kita sampaikan “kena sasaran”. Lebih jauh, kita harus pula mengenali siapa di antara mustami’ kita yang termasuk kelompok “pendukung” atau “pengacau”. Untuk mendapatkan hubungan yang erat dan meningkatkan komunikasi dengan mustami’, hendaklah hadir lebih awal dan pulang paling akhir. Hal ini memungkinkan kita untuk menjajagi terlebih dahulu mustami’ serta mengevaluasi ceramah kita.

b.      Tentukan topik
Setelah kita mengenal mustami’, selanjutnya adalah menentukan topik bahasan. Ada beberapa syarat dalam menentukan topik, yaitu : (1) Harus sesuai dengan kebutuhan; (2) Dipahami oleh mustami’; (3) Didukung oleh dalil shahih dan data yang akurat; dan (4) Dikuasai oleh muballigh.

c.       Susun Materi
Langkah selanjutnya adalah mulai menyusun materi yang akan disampaikan. Lebih baik bila kita dapat membuat sebuah makalah, sebagai bahan bacaan yang akan mempersiapkan mustami tentang materi yang akan disampaikan dan mengingatkan kembali mereka di saat tabligh telah berakhir. Dalam menyusun materi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : (1) Materi disusun secara sistematis, sesuai dengan urutan logis; (2) Disusun dari yang sederhana menuju masalah yang lebih kompleks; (3) Diakhiri dengan kesimpulan, untuk menegaskan kembali inti materi.

d.      Persiapkan diri
Setelah materi siap, kita pun harus mempersiapkan diri kita. Sebagai muballigh, kita akan menjadi pusat perhatian. Untuk itu ada beberapa hal yang harus disiapkan.
·         Stabilitas emosi. Tingkatkan rasa percaya diri dan singkirkan terlebih dahulu masalah-masalah yang dapat mengganggu konsentrasi. Tenangkan hati kita dengan selalu mengingat Allah. Ingatlah do’a Nabi Musa.
·         Kondisi fisik. Seorang muballigh memerlukan kondisi fisik yang prima. Jangan paksakan diri kita jika merasa sakit.

·         Penampilan. Hal ini penting untuk meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan kepercayaan mustami’ terhadap muballigh.

#ODOPfor99days
#day74

Senin, 25 April 2016

Ayat-ayat Serta Hadits Tentang Posisi Wanita Dalam Islam

POSISI WANITA DALAM ISLAM
Insania Zakiyah

1. "Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal" (Al-Hujurat ayat 13).

2. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS An-Nisaa ayat 124)

3. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu… (QS Ghafir ayat 40)

4. Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, Sesunguhnya Aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya Aku Telah menamai dia Maryam dan Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (QS Ali Imran ayat 36)

5. Ali ra telah berkata: Sifat yang paling jelek pada lelaki adalah sifat yang paling baik dimiliki oleh perempuan, yaitu: bakhil, kecut (tidak ramah) dan penakut, karena jika perempuan itu bakhil (kikir) ia akan dapat menjaga hartanya dan harta suaminya. Dan jika ia bersifat kecut ia akan dapat menahan (membatasi dirinya) untuk berbicara terhadap orang lain dengan perkataan yang lembut dan memikat. Kemudian jika ia bersifat penakut, ia akan takut terhadap segala sesuatu, sehingga ia tidak akan keluar dari rumahnya dan menjauhi tempat-tempat yang bisa menimbulkan fitnah, karena takut akan suaminya (Uqudul al-Lujain hal. 8).

6. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka… (QS An-Nisa ayat 34)

7. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan darpada istrinya (QS al-Baqarah ayat 228).

8. Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS an-Nahl ayat 58-59)

9. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohon lah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS an-Nisa ayat 32)


10. Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya, (terlebih) ibunya yang telah mengandungnya dengan susah payah dan menyusuinya hingga dua tahun, bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepadaKulah tempat kembali (QS Luqman ayat 14)

#ODOPfor99days
#day73

Hikmah Dari Keluarga Imran

Imran adalah ayah dari Siti Maryam dan kakek dari Nabi Isa. Namanya diabadikan sebagai salah satu nama surat dalam Al-Qur'an. Pemilihan nama surat tersebut tentunya mengandung makna bahwa ada banyak teladan yang harus kita ikuti dari keluarga ini. Berikut kutipan kisah keluarga Imran yang ada dalam al-Qur'an.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Ali Imran, 3:33-34)

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (QS Ali Imran, 3:35-36)

Berikut penjelasan ayat ini dalam Tafsier Ibnu Katsir

Istri Imran itu ialah Hannah binti Faqudz. Muhammad bin Ishaq berkata: Ia itu adalah wanita yang tidak bisa hamil, pada suatu hari dia melihat seekor burung sedang memberi makan anaknya dengan paruhnya. Maka dia pun sangat ingin mempunyai seorang anak, kemudian ia berdo’a kepada Allah SWT agar memberinya anak. Allah pun mengijabah do’anya. Setelah suaminya menggaulinya dia pun hamil. –Tafsier Ibnu Katsier Juz 2, hal. 33-

Ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran dari Kisah Keluarga Imran ini, di antaranya:

1. Tak ada yang tak mungkin bagi Allah SWT

Allah berfirman: "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (QS Ali Imran, 3:47)

2. Memiliki anak harus diorientasikan agar dia menjadi Hamba Allah

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi muharraran -hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)-. karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".  (QS Ali Imran, 3:35)

“Muharraran” yaitu melepaskan diri dan mengikhlashkan diri hanya karena Allah swt, mengurus, melayani dan mewakafkan diri di tempat ibadah, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT –Tafsier al-Qurtubi Juz 4 hal,66-

"Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi nasehat kepadanya, Wahai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar". (QS Luqman[31]:13).

3. Nazar adalah janji yang wajib dipenuhi

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik.  (QS Ali Imran, 3:37)

4. Kedudukan laki-laki dan wanita di mata Allah sama

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS An-Nisaa ayat 124)

5. Selalu mendo’akan anak agar terhindar dari godaan syetan

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda, “Setiap anak diusap oleh Syetan saat mereka dilahirkan, kemudian mereka berteriak menangis karena usapan tersebut kecuali Maryam dan putranya”. Kemudian Abu Hurairah ra berkata, Bacalah jika kalian mau (saat anak kalian dilahirkan) “dan sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”. (Bukhari-Muslim).

#ODOPfor99days
#day72